![]() |
Film ini -- selain rencana pergelaran konser besar -- sebenarnya telah dirancang jauh hari sebelum tragedi tsunami pada 22 Desember 2018. Namun rencana itu buyar dengan musibah tsunami yang merenggut nyawa personel dan kru Seventeen M. Awal Purbani (Bani - bassis), Herman Sikumbang (Herman - gitaris), Windu Andi Darmawan (Andi - drummer) serta Oki Wijaya (road manager), Ujang (kru) dan Dylan Sahara (istri dari Ifan).
Sebulan setelah tragedi yang menimpa mereka tim manajemen menemukan kamera milik almarhum Andi yang merekam detik-detik terakhir kebersamaan mereka sebelum tsunami. Bahkan momen saat tsunami datang pun sempat terabadikan. "Kenapa akhirnya film dokumenter tetap dibikin? Karena ini amanah dari anak-anak aja sih," tutur Resa Prihadi, manajer Seventeen yang juga selamat dari musibah tersebut.
Film Kemarin disutradarai Upie Guava dengan skenario digarap oleh Whisnu Surya. "Mixed feeling banget, karena ini satu kegiatan di mana hampir di setiap prosesnya gue nangis," jelas Upie.
Bagi Ifan Seventeen pembuatan film dokumenter Kemarin sebagai proses penyembuhan diri dari trauma pascatsunami yang menimpa grup band mereka. Sebenarnya, Ifan mengaku, terpaksa harus menghadapi ketakutan. "Ini memang susah untuk diikuti apalagi untuk merekam ulang beberapa kejadian," ujar Ifan.
Sebagai satu-satunya personel band Seventeen yang selamat dari terjangan tsunami, mau tidak mau Ifan harus terlibat dalam setiap proses produksi. Melakukan wawancara, reka ulang adegan tsunami dan diikuti kamera setiap hari, harus dijalani oleh vokalis Seventeen itu. "Ini jadi proses healing gue. Ini mau enggak mau jadi proses penyembuhan," katanya.








No comments:
Post a Comment