Setelah digodok sejak dua tahun lalu, akhirnya Tantri (vokal), Chua (bas), dan Cella (gitar) bisa merampungkan single Kotak terbaru. Hari ini mereka menggelar jumpa wartawan secara virtual atas dirilisnya single terbaru Hoax. Buat Kotak, Hoax bisa jadi semacam vaksin untuk menangkal virus hoaks yang meresahkan.
Menurut Cella, Hoax sudah direkam sejak dua tahun lalu namun tak tuntas. Akhirnya, mereka memutuskan untuk melakukan workshop dengan menyewa vila agar tak terganggu oleh pasangan masing-masing, entah istri atau suami dan keluarga setiap personel Kotak. "Dan itu terbukti efektif," kata Cella kemudian.
Single Hoax memang dibuat sebagai perlawanan atas maraknya berita bohong yang membuat resah di era digital seperti sekarang ini. "Alasan kita bikin ini karena kita gerah dapetin berita yang bahkan keluarga kita sendiri gampang banget nyebarin tanpa di cek kebenarannya," tutur Tantri.
Seluruh proses penggarapan lagu Hoax, cerita Cella, sepenuhnya dilakukan sendiri oleh Kotak. Mulai dari konsep hingga musik yang digunakan. "Kita produksi sendiri, konsep sendiri, enggak ada kolaborasi," ujar Cella,"Kita menuangkan idealis kita tapi tetap mempertahankan benang merahnya juga."
Kotak berharap melalui lagu ini masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan kabar yang belum tentu kebenarannya. Chua bilang,"Kita mau ajak orang melalui lagu ini supaya cerdas memilah mana berita baik dan tidak."
Berhubung di masa pandemi, Kotak pun membuat klip dari rumah masing-masing dengan mengajak sejumlah figur publik sebagai model. Menurut Chua, konsep klip ini semacam brush challenge seperti yang sedang tren di masa pandemi.
Para model diperlihatkan sedang membaca berita dari gawai masing-masing. Chua mengatakan bahwa proses pengambilan gambar dalam video musik lagu itu dilakukan dari smartphone masing-masing. "Ini ambil video dari hp di rumah masing-masing. Aku cuma kasih instruksi. Biar jadi kenangan juga kalau ini video klip dikerjain waktu pandemi COVID-19," ujarnya.
Lewat klip ini, Kotak menyelipkan pesan kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dan menebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. "Masalah virus hoaks ini kebanyakan kan orang baca dari hp," kata Chua kemudian,"Di video klip kalau diperhatiin ada logo delete, itu seakan-akan kita pencet itu. Kita mau ajarkan kalau temen-temen lihat berita hoaks itu langsung di hapus jangan di sebar."








No comments:
Post a Comment