![]() |
| Danang Joedodarmo, Dita Permatas, Gusti Arirang, dan Ikhwan Hastanto |
Tashoora, band asal Yogyakarta, yang namanya diambil dari studio tempat mereka berlatih Tasura Studio, merilis single terbaru Sintas. Seperti halnya lagu-lagu mereka sebelumnya yang merupakan bagian dari pelaporan atau reportase sebuah peristiwa dengan menyelipkan tanda tanya, ini kali Tashoora memotret bangkitnya para penyintas konflik yang berkontribusi langsung pada kemanusiaan di sekitarnya.
Memang, pengaruh terbesar dalam penulisan lagu-lagu Tashoora adalah
peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi di sekitar mereka. Begitu pula dengan
single Sintas.
Sintas diciptakan sebagai soundtrack
resmi The Invisible Heroes, serial
dokumenter oleh Narasi dan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Universitas
Paramadina. Gusti Arirang, pencabik bas dan vokal Tashoora, mengaku senang bisa
bekerjasama dengan Narasi dan PUSAD mengawal isu-isu yang memamng semestinya
perlu diperjuangkan. “Kami senang bisa bergerak bersama,” katanya.
Lewat single Sintas
ini pun menandai bergabungnya Ikhwan Hastanto di Tashoora. Awan, panggilan karib
Ikhwan,melengkapi Tashoora yang telah tujuh kali berganti formasi.
Tema penyintas di single Sintas tak melulu bercerita tentang konflik perang saja, dimensinya melebar hingga ke diskriminasi rasial, konflik berbasis gender dan kelas, bencana alam, body shaming, dan perundungan.
Tema penyintas di single Sintas tak melulu bercerita tentang konflik perang saja, dimensinya melebar hingga ke diskriminasi rasial, konflik berbasis gender dan kelas, bencana alam, body shaming, dan perundungan.
Seluruh personel Tashoora terlibat dalam
penulisan lirik lagu Sintas. “Selain
harus menghadapi trauma dan berdamai dengan diri sendiri, para penyintas juga
berhadapan dengan masyarakat yang terjebak pada stigma-stigma yang
merendahkan,” tutur Danang.
Lagu ini direkam di Bro’s Studio, Jakarta
Selatan, sedangkan proses mixing dikerjakan oleh Stevano, sementara mastering
dilakukan di Stardelta Mastering, Britania Raya oleh Andy Miles.
Antonius Dian, yang mengerjakan artwork Sintas, melakukan
interpretasi lewat dua individu yang sedang beradu panco (melambangkan
perjuangan dan pertahanan) di dalam kerangka kubus. Dua individu itu terdiri
atas individu berjubah kalender dan individu bertopeng lilin. Kalender melambangkan momen traumatis yang
telah dilalui, lilin melambangkan harapan.
Anggota Utama
- Danang Joedodarmo - gitar, vokal (Juni 2016 - sekarang)
- Dita Permatas - akordeon, kibor, vokal (Juni 2016 - sekarang)
- Sasi Kirono - gitar, vokal (Juni 2016 - sekarang)
- Gusti Arirang - bas, vokal (Agustus 2016 - sekarang)
- Mahesa Santoso - drum (Mei 2017 - sekarang)
Anggota Tambahan
- Gilang Rizki - gitar, vokal (Agustus 2017 - Agustus 2018)
- Afriza Animawan - kibor, vokal (Agustus 2017 - Agustus 2018)
- Ikhwan Hastanto - gitar, vokal (Agustus 2018 - sekarang)
Mantan Anggota
Andru Abdullah - trombon (Juni 2016 - Juli 2016)
Danu Wardhana - violin, vokal (Juni 2016 - Maret 2019)
Album
- Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya (2019)
Album Live
- Ruang (2018)
Album Kompilasi
- Tribute to Efek Rumah Kaca (2016)
- Tribute to Efek Rumah Kaca (2016)









No comments:
Post a Comment