CHAT,
No 01/THN.1/September 1998
Pada 1991, dengan klip Pergilah Kasih, Chrisye seolah menjadi pembuka jalan bagi penyanyi Indonesia lainnya menembus MTV. Kemudian lewat klip lagu Cintamu T’lah Berlalu (1992)’ penyanyi peraih lima BASF Award itu nongol lagi di MTV.
Lambang
musik pop Indonesia yang namanya terdongkrak lewat lagu Lilin-lilin Kecil itu
Jumat pekan lalu terpilih sebagai pemenang Moon Man Award, penghargaan
tertinggi di ajang MTV Video Music Awards-Asia Viewer Choice, lewat klip Kala
Cinta Menggoda karya Dimas Djayadiningrat.
Chrisye,
yang lahir 16 September 1949, menang karena berhasil mengumpulkan lebih dari 163
ribu suara. Suara ini diperoleh setelah Musica Studio’s dan MTV Indonesia
menyebar formulir suara di kafe, toko kaset, radio, beberapa media cetak, dan
lewat konser promo.
Penghargaan
internasional yang diraih itu sekaligus menjawab sindiran yang pernah
dilontarkannya. Empat tahun lalu – menjelang pergelaran Konser Sendiri – Chrisye,,
penyanyi yang sudah mencetak 20 album, menonjok dunia musik di tanah air.
Menurut ayah empat anak itu, dibanding atlet bulu tangkis, misalnya, seniman
masih dianggap warga kelas kambing.
Ia lantas meninju dengan guyonan sinis. “Pertunjukan musik di sini nggak jelas, masih dicampur-campur dengan berbagai aliran musik. Belum lagi sering dicampur dengan lawak dan kadang-kadang dengan doorprize.”
Kini
mantan pencabik bas The Pro’s, Guruh Gipsy, dan penyanyi di restoran Ramayana,
New York, itu bolehlah berbangga. Saat tiba di bandara Soekarno-Hatta, Ahad
siang, dari Los angeles, ia disambut teriakan penggemar, rombongan MTV
Indonesia, wartawan, Yanti Noor
isterinya, dan empat anaknya.
Dari
bandara rombongan kemudian meluncur ke rumah Chrisye di kawasan Cipete, Jakarta
Selatan, untuk acara selamatan memotong tumpeng. Di sana sudah menunggu orang-orang Musica
Studio’s – perusahaan rekaman tempat Chrisye membuat 20 album—kerabat, bahakan
ayah ibunya. Di rumahnya yang asri, dengan cericit berbagai burung Chrisye
bercerita tentang karier dan kemenangannya kepada Retno dari MuMu.
Sebenarnya saya sudah menyiapkan ucapan terima kasih dalam
bahasa Inggris. Pokoknya, saya sudah hafal. Tapi, ternyata, pihak produser
acara tersebut, yaitu dari MTV, ingin agar saya berbicara dalam bahasa
Indonesia saja. Wah...ya sudah. Lagi pula saya bisa bicara dalam bahasa
Indonesia di situ merupakan penghargaan tersendiri buat kita kan?
Setelah menang MTV Asia Viewer’s
Choice Award, ada keinginan lain yang belum di raih?
Banyak.
Masih ada obsesi saya yang belum tercapai. Musik itu hidup saya. Tentu saja
saya tetap punya keinginan yang lain dalam bermusik.
Apa akan tetap memasukkan unsur
musik etnis dalam aransemen musik?
Pinginnya
sih musik saya selalu ada unsur etnis. Kita masih kalah dari India lho. Begitu
kita dengar lagu pop India, kita bisa langsung tahu bahwa itu lagu India, entah
itu suara tablanya atau apa.Musik dengan unsur etnis ini termasuk obsesi
saya.Saya ingin bukan hanya saya saja yang begitu. Yang penting dikerjakanlah,
nggak usah omdo, omong doang..he..he..he..
Dibanding penyanyi asing,
sebenarnya, apa sih kekurangan penyanyi kita?
Soal teknis,
sebenarnya, banyak penyanyi Indonesia yang bisa bersaing dengan penyanyi asing.
Kita nggak kalah secara teknis. Soal perbedaan dengan bule-bule itu kan masalah
kulit saja. Kalau mau tanding, siapa takut! Kekurangan kita adalah dalam hal
manajemen yang baik. Artis kita belum memiliki manajemen yang baik. Padahal,
salah satu langkah untuk go international adalah memiliki manajemen yang baik.
Tema lagu Anda kebanyak cinta. Apakah
arti cinta buat Chrisye?
Cinta
itu bagian dari hidup. Dan cinta yang saya ungkapkan pun tidak melulu soal
asmara, cinta antarkekasih. Cinta, bagi saya, lebih luas, tidak sempit. Saya sudah
berbicara tentang cinta dalam lagu-lagu saya. Cinta alam, teman, cinta sesama
manusia, negeri, dan tentu saja Tuhan! Tapi mungkin selama ini yang terdengar
lebih ke cinta kepada kekasih saja. Padahal tidak begitu.
Dengan meraih penghargaan MTV ini
masihkah menganggap penyanyi sebagai warga kelas kambing?
Yang
menganggap begitu sebenarnya bukan saya, tapi masyarakat kita.sebuah negara
yang hanya ngomongin soal politik atau ekonomi saja, tanpa dapat menghargai
seni budayanya, akan jadi masyarakat yang gila! Menurut saya, seni budaya itu
punya kedudukan yang sama dengan yang lain seperti politik atau ekonomi.
Penghargaan yang saya terima ini juga sebenarnya perpanjangan tangan dari MTV
Amerika, yaitu MTV Asia. Kita mampu menerima penghargaan dari luar. Kita mampu
membuat musik bagi di zaman krismon seperti ini. Tapi, sekali lagi, tergantung
masyarakat kita. Kalau masih menganggap penyanyi atau musisi itu warga kelas
kambing, warga kelas dua, ya, susah, percuma saja.
Rencana menggelar konser 50 Tahun
Chrisye tahun depan, bagaimana?
Insya
Allah jadi.
Karena isteri Anda pun seorang
musisi/penyanyi, pernah nggak mendorong anak untuk menjadi musisi juga?
Saya
tidak pernah mendorong-dorong atau mengarahkan anak-anak ke musik. Walau pun
mereka main musik di rumah, kalau saya tanya atau saya tawari nggak ada yang
mau tuh jadi musisi seperti saya, he..he..he.. Mungkin karena mereka melihat
efek ayahnya yang musisi, tidak ada privasi dan segala macam.









No comments:
Post a Comment