Ridho Hafiedz, satu di antara dua gitaris Slank, merilis vinyl album solo pertamanya Legacy. Album format vinyl dipersembahkan kepada penggemar musik dalam jumlah terbatas.
Legacy adalah album solo gitaris lulusan Musicians Institute yang digarap dalam tempo terbilang lama. Album ini adalah album kolaborasi ia dengan Bing Leiwakabessy (97), pemain steel guitar tiga zaman asal Maluku. Bagi Ridho, Opa Bing bermain tanpa beban, memainkan musik sebagai sumber kebahagiaan.
Itu sebabnya, Ridho mengaku, di manapun berada – di bawah sadar – lagu-lagu Maluku yang mengalun di dalam hati dan kepalanya. Setiap mengingat Maluku, saban mengingat Ambon, muncul rasa sentimental, romansa, manis sekaligus getir di kumpulan memori yang bersatu. “Maluku selalu di hati,” tutur Ridho, mantan gitaris LFM itu.
Sekat persaudaraan di Maluku yang sempat terpisah diyakini Ridho bisa menyatukan dua hal yang berbeda menjadi satu yang indah dan jujur lewat karya kolaborasi dengan Opa Bing. “Ketika gue jamming dengan Opa Bing, rasa haru dan sesak jadi satu. Gue bermain blues sedangkan Opa Bing bermain musik Hawaiian yang bahkan dengan bebas dia sebut musik mollucasian. Jujur, Opa Bing adalah sosok yang menginspirasi gue mewujudkan album Legacy,” kata Mohammad Ridwan Hafiedz, nama lengkap Ridho, itu kemudian.
“Kami berdua cinta Maluku, kami bersaudara meskipun entitas kita berbeda, kami berdua beda generasi tapi kami sepakat untuk merawat ingatan tentang siapa kami lewat musik, leat lagu-lagu berbahasa Maluku yang sudah ada sejak dahulu.”
Lewat album solo pertama ini Ridho mewariskannya buat Maluku. “Gue musisi, yang gue paham diplomasi melalui musik paling cocok untuk menyatukan kami. Terimalah persembahan kami,” ujar lelaki kelahiran 3 September 1973 itu.
![]() |
| Ridho dan Bing Leiwakabessy |










No comments:
Post a Comment