God Bless Tak Pernah Usang

Bendera God Bless pertama kali dikibarkan ketika mereka pentas pertama kali 5 Mei 1973 di Taman Ismail Marzuki. Mereka segera memasuki usia emas, 50 tahun karir bermusik. 

Untuk itu, kata Ian Antono dan Achmad Albar, menyiapkan usia spesial itu dengan merilis sejumlah single, membuat biografi, membuat film dokumenter, dan konser akbar 50 tahun God Bless yang bakal dihelat pada 2023.

Setelah merilis single Untuk Indonesiaku (2020), Mulai Hari Ini (2021), Jumat lalu mereka merilis single Semesta (Ian Antono, Fajar Satritama, Ali Akbar sebagai penulis lirik). 

Semesta, cerita Ali Akbar, menggambarkan perjalanan panjang usia mereka dalam menekuni karir bermusik. God Bless, buat Ali, selalu update dengan perkembangan. Maka, tak heran, buat Tohpati yang menjadi penata musik di album God Bless ke delapan mendatang,"God Bless tak pernah usang, meski usianya telah memasuki 50 tahun. Para personelnya seperti Mas Iyek (Achmad Albar) bahkan menjelang usia 77."

Di mata Ali Akbar, God Bless masih mampu memenuhi tantangan penggemar yang selalu mengharapkan penampilannya sama seperti 20 atau 30 tahun lalu. 

Berbeda dengan tema lagu-lagu sebelumnya yang kerap mengangkat tema sosial,lingkungan, humanisme atau persahabatan, tema “Semesta” ini adalah ungkapan rasa syukur atas perjalanan panjang yang telah dilalui God Bless. Bahwa hidup adalah ruang waktu sangat singkat yang harus diisi oleh segala hal yang bermanfaat. 

Dalam frasa sederhana, “Semesta” berisikan intisari suka-duka perjuangan para musisi yang pernah dan sedang berada di pusaran karir God Bless. Saat ini personel God Bless adalah Ian Antono, Fajar Satritama, Achmad Albar, Donny Fattah, Abadi Soesman. 

Melalui single ini, untuk pertama kalinya, God Bless akan mulai merambah ke dunia web3 dengan meluncurkan FMA (Fractional Music Asset) perdananya, berkolaborasi dengan Netra, platformroyalty-sharing FMA musik pertama yang memanfaatkan teknologi blockchain di Asia. Teknologi FMA memungkinkan musisi Indonesia maupun internasional dapat menawarkan kepemilikan dan hak royalti atas karya musik mereka dalambentuk aset digital ke para penggemarnya.

Kelak pemilik FMA single “Semesta” akan turut mendapat royalti, karena Netra juga menawarkan sistem royalty sharing atau “listen-to-earn”, di mana pemilik FMA akan dibayar setiap kali ada yang mendengarkan lagu tersebut.

“FMA merupakan format musik kekinian yang sangat menantang,” kata Fajar Satritama. 

Denny MR, dari manajemen God Bless  menegaskan bahwa sebagai band yang telah melalui jatuh bangunnya industri musik panggung dan rekaman, God Bless selalu merespons setiap perkembangan teknologi rekaman, mulai dari cakram piringan hitam, kaset, CD dankini FMA.

Aransemen single “Semesta”, God Bless bekerja sama dengan Tohpati, yang juga dipercaya sebagai penata musik untuk album 50 tahun God Bless, yang sedang dalam proses penggarapan. 

Tohpati dijadwalkan bertolak menuju ke Praha, Republik Ceko, Januari 2023, dalam rangka melakukan proses rekaman bersama Czech Philharmonic Orchestra. Tohpati mengaku enjoy bekerja sama dengan God Bless. 

"Asyiklah pokoknya, saya gak punya kendala, paling ketika dalam proses rekaman saya selalu bilang sudah bagus kok, masak saya mau bilang gak bagus, saya belum lahir mereka semua sudah ngeband."

"Paling kalau saya bilang bagus dan saya kurang puas, saya bilang bagus tapi lebih bagus lagi diulang sekali lagi deh," tutur Tohpati tersenyum. 

Album 50 Tahun God Bless tersebut juga akan menjadi momen kembali bekerjasamanya God Bless dengan Hendra Lie, yang tidak lain merupakan manajer pertama God Bless pada era awal tahun 70-an, dan kali ini akan bertindak sebagai ekeskutif produser.

Single “Semesta” dirilis secara digital pada tanggal 16 Desember 2022, dan dapat dinikmati di seluruh Digital Streaming Platform, seperti Spotify, AppleMusic, Joox, Deezer, dan lainnya.

 Sementara FMA “Semesta” dapat dimiliki melalui www.netra.live. Untuk info lebihlanjutdapatbergabung di komunitasNetramelalui ini ini: https://t.me/netramusic.