Setelah Lima Mini Album, Ardhito Pramono Rilis Full Album Wijayakusuma

IG/ardhitopramono

Ardhito Pramono merilis album penuh perdana bertajuk "Wijayakusuma" melalui label rekaman Aksara Records, yang berisi kumpulan karya sang musisi itu selama berkarir.


"Wijayakusuma" merupakan kumpulan karya keenam dari Ardhito setelah merilis lima album pendeknya yakni "Ardhito Pramono" (2017), "Playlist" Vol.2 (2017), "a letter to my 17 year old" (2019), "Craziest thing happend in my backyard" (2020), dan "Semar & Pasukan Monyet" (2021). Album itu berisikan delapan lagu yang ditulis oleh Ardhito dan digarap bersama produser Gusti Irwan Wibowo, Erikson Jayanto dan Hezky Y. H. Nainggolan.


"Album ini adalah keresahan, penyesalan, keindahan, dan hal-hal yang terjadi di beberapa tahun belakangan. Lewat album ini, sekiranya gue ingin melampiaskan dan memotret beberapa kejadian yang terjadi," kata Ardhito di Jakarta Selatan, Rabu.


"Sepertinya album ini menjadi album yang 30 tahun sekali gue rilis. Karena sejujurnya gue tidak tahu kapan gue bisa membuat lagu-lagu seperti ini lagi. Kesempatannya cuma sekali dalam 30 tahun. Seperti kebetulan yang terjadi ketika orang sedang bermain jazz, kebetulan itu tidak akan terulang kembali," papar Ardhito.



Lebih lanjut, Ardhito juga menjelaskan bahwa "Wijayakusuma" merupakan gambaran dari sosok Ardhito Pramono yang baru. Dia pun berharap dengan merilis album ini, dia bisa mencoba hal-hal baru lainnya dan keluar dari zona nyaman dalam bermusik.


"Harapannya untuk perjalanan yang baru bisa nembus comfort zone gue dalam bermusik. Menurut gue yang dulu sebuah batasan atau limitation akhirnya bisa gue tembus dan bisa menjadi hal yang baru lagi yang gue jalani" ujar Ardhito.


"Semoga bisa mencari kegelisahan dan keresahan lain untuk bisa menjadikan karya-karya selanjutnya lebih out of the box lagi, bisa lebih menarik lagi," tutupnya.


Tak hanya merilis album, Ardhito juga akan menyelenggarakan showcase bertajuk "Wijayakusuma" besok tanggal 14 Juli di Bengkel Space, SCBD, Jakarta Selatan. Selain di Jakarta, showcase tersebut juga akan diselenggarakan di Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan Agustus, September sampai Oktober.



Berbahasa Indonesia


Musisi Ardhito Pramono mengaku ingin mencoba keluar dari zona nyaman dengan merilis album penuh berbahasa Indonesia yang berjudul "Wijayakusuma".


"Menurut gue, lagu Barat gue kemarin itu sudah ada di comfort zone sampai akhirnya gue bisa ninggalin comfort zone gue," ungkap Ardhito saat dijumpai di Bartisserie Ashta District 8, Jakarta Selatan, Rabu.


Tak hanya ingin keluar dari zona nyaman, Ardhito juga merasa banyak dampak yang kurang baik dari menggunakan bahasa Inggris dalam karya-karyanya selama ini. Sebab menurutnya, hal tersebut lambat laun dapat membuat bahasa Indonesia lenyap dan digantikan oleh bahasa asing dalam sebuah karya.


"Gue melihat banyak sekali dampak kurang baik dari karya gue selama ini yang menggunakan bahasa Inggris. Misalnya teman-teman musisi baru yang akhirnya ikut memilih menggunakan bahasa Inggris dalam karyanya," ujar Ardhito.


"Gue tidak ingin bahasa kita lenyap digantikan oleh bahasa asing dalam sebuah pengkaryaan. Lagu-lagu Portugis, Brazil, Korea bisa menggunakan bahasanya sendiri. Kenapa gue menjadikan bahasa Indonesia menjadi hal utama dalam membuat lagu? Kenapa gue nggak bisa mempercantik bahasa Indonesia menjadi suatu karya," sambungnya.


Seperti yang diketahui, lagu-lagu Ardhito Pramono umumnya ditulis dalam bahasa Inggris. Pada mini album terakhir Ardhito yakni "Craziest thing happened in my backyard", 5 lagu pun ditulis dalam lirik berbahasa Inggris.


Menurut Ardhito, menulis lirik berbahasa Indonesia di album penuh "Wijayakusuma" pun tak semudah menulis lirik lagu dalam bahasa Inggris. Sebab dalam penulisan lirik berbahasa Indonesia, Ardhito memerlukan waktu untuk pemilihan diksi lirik lagu yang dibuatnya.


"Untuk kesulitannya sebenarnya di penulisannya. Karena menulis lagu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris itu dua pola yang berbeda. Kalau nulis lagu bahasa Inggris itu mungkin bisa secepat 5 menit sudah jadi satu lagu," kata Ardhito.


"Kayak lagu 'I Just Couldn't Save You Tonight' itu under 5 minutes sudah jadi. Tapi untuk lagu bahasa Indonesia, pemilihan diksi, pemilihan kunci itu lebih menantang sih," tutupnya.




Masa Lalu di Daun Surgawi


Dalam album terbarunya yang bertajuk "Wijayakusuma", Ardhito Pramono berbagi kisah tentang masa lalunya melalui lagu berjudul "Daun Surgawi".


"Kalau 'Daun Surgawi' sebenarnya itu tentang sebuah kisah masa lalu yang menjadikan diri gue 'the new me'. Lebih baru dan bisa mengambil apa yang buruk menjadi sebuah inspirasi," ungkap Ardhito saat dijumpai di Bartisserie Ashta District 8, Jakarta Selatan, Rabu.


"(Pengalaman) enggak akan diulang lagi. Hal-hal itu sih. Pengalaman-pengalaman itu yang ternyata harus dialami dulu sampai akhirnya bisa menulis hal seperti itu. Menulis lagu seperti itu. Jadi itu sebuah pembelajaran masa lalu yang bisa menjadikan Ardhito yang baru," sambungnya.



Lebih lanjut, Ardhito menjelaskan bahwa melalui lagu ini, dia ingin menyampaikan perubahan dirinya. Dia mengaku bahwa kini telah menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu Ardhito juga menggambarkan dirinya sebagai sosok yang lebih sehat, kreatif, dan dapat membedakan yang baik dan buruk dalam hidupnya.


"Perubahannya jauh lebih baik ya. Jauh lebih sehat, jauh lebih segar, jauh lebih kreatif, jauh lebih bisa membedakan yang baik dan yang buruk," kata Ardhito.


"Musical gue juga jauh lebih dewasa. Jauh lebih terpikirkan matang-matang. Jauh lebih bisa berdiskusi sama orang lain tentang karya. Jadi lebih baik," imbuhnya.


Sebelumnya, Ardhito sempat mengabarkan bahwa dirinya tetap produktif menulis 3 buah lagu selama berada di Rutan Polres Metro. Namun dia menjelaskan, bahwa ketiga lagu tersebut tidak ada yang masuk ke dalam album terbarunya "Wijayakusuma".


"Nggak ada yang masuk ke album. Belum tahu ya (mau dirilis atau tidak). Cuma lagunya ada. Karena mungkin pada saat itu gue belum bisa berpikir jernih akan proyeksi musik gue. Jadi gue hanya menuangkan semua yang ada di kepala," ujar Ardhito.


"Setelah gue lihat lagi, mungkin next time akan gue rilis tapi bukan untuk album ini. Sangat berbeda sekali sih," tutupnya.

No comments:

Post a Comment

Adbox

@templatesyard